Wednesday, August 5, 2015

Maafkan aku, putiput









Putiput siput emas, karakter ini ku buat pada tahun 2013, lewat semua keajaiban yang tak terduga. Di saat keputusasaan mendatangiku, tiba-tiba saja aku membuat karakter ini. Tujuanku waktu itu, hanya untuk menghiburku. Ya, aku tidak bermaksud untuk menyenangkan orang lain, aku hanya ingin menghibur diriku sendiri.
Namun ketika seseorang teman mengatakan bahwa ia senang melihat gambar putiput-ku waktu itu, aku merasa lebih bahagia. Di saat itu, tujuanku berubah. Aku ingin menyenangkan orang lain. ya, menyenangkan banyak orang, dengan putiput.
ku gambarkan semua cerita yang ada pada anganku di lembaran kertas dengan wujud bekicot (siput). Harapanku, aku ingin menjadikan putiput dan kawan kawannya menjadi sesosok tokoh fiksi yang dapat di mainkan oleh anak-anak seluruh dunia, dan ceritanya dikenal sampai ke pelosok negeri layaknya tokoh fiksi ala Disney.
Suatu kebanggaan ketika putiput di tawari untuk terbit menjadi sebuah judul komik cetak di tahun 2014 silam. Rasanya seperti  bermimpi melihat beberapa eksemplar komik putiput tampil di rak rak toko buku. Waktu itu, semangatku untuk membuat buku ke-2 amat sangat membara.


ku perbaiki cara berceritaku serta gambarku tentunya. Aku berharap bahwa  putiput layak untuk di lirik dan di pingit oleh siapapun yang melihatnya. Bukan berarti bahwa buku pertama tidak ku kerjakan secara maksimal, aku yakin semua orang pasti mengharapkan peningkatan. Begitu juga denganku, yang berharap ada peningkatan signifikan pada kualitas putiput baik dari segi cerita maupun gambar pada tiap-tiap bukunya.  Namun, di saat semangatku makin memanas  aku harus menerima kenyataan. Kenyataan yang bisa di bilang cukup pahit. Aku menerima raport komik putiput yang pertama,jujur saja hasilnya masih mengecewakan. Maafkan aku penerbit.
Intinya, aku harus menerima kenyataan bahwa karyaku belum mendapatkan tempat. Mungkin saja karena mereka (masyarakat) belum mengenal putiput dan teman-temannya, atau mungkin karena memang putiput tidak layak untuk di nikmati, entahlah. Yang pasti, dengan tulisan ini ku sampaikan permintaan maafku kepada pihak penerbit  yang sudah berani mencoba memingit putiput menjadi bagian dari kalian namun belum bisa memuaskan .
Pada naskah ke-2 yang ku tawarkan dengan percaya diri. Namun pihak penerbit sepertinya enggan untuk mencetaknya langsung, mereka lebih memilih untuk menjualnya dengan bentuk konten digital terlebih dahulu. Apabila target mereka terpenuhi, barulah mereka akan mencetaknya. Mungkin saja ini strategi terbaru mereka atau mungkin ini cara mereka mengatakan secara halus bahwa putiput belum layak untuk di nikmati secara fisik dalam bentuk komik cetak. Aku memaklumi hal tersebut mengingat  rapot buruk yang ku terima pada buku pertama.

Mungkin saja apabila target dari pihak penerbit tidak terpenuhi, putiput tidak akan mengeluarkan buku cetaknya yang ke 2. Entahlah, yang pasti aku harus tetap terus berbenah meski sesekali terlintas di pikiranku untuk berhenti.

2 comments:

  1. Replies
    1. eh... bu bos.. ahihihi.. jadi maluk.. iki tulisan galau yg tak terkontrol :v

      Delete