Putiput siput emas, karakter ini ku buat pada tahun 2013, lewat semua
keajaiban yang tak terduga. Di saat keputusasaan mendatangiku, tiba-tiba saja
aku membuat karakter ini. Tujuanku waktu itu, hanya untuk menghiburku. Ya, aku
tidak bermaksud untuk menyenangkan orang lain, aku hanya ingin menghibur diriku
sendiri.
Namun ketika seseorang teman mengatakan bahwa ia senang melihat gambar putiput-ku
waktu itu, aku merasa lebih bahagia. Di saat itu, tujuanku berubah. Aku ingin
menyenangkan orang lain. ya, menyenangkan banyak orang, dengan putiput.
ku gambarkan semua cerita yang ada pada anganku di lembaran kertas
dengan wujud bekicot (siput). Harapanku, aku ingin menjadikan putiput dan kawan
kawannya menjadi sesosok tokoh fiksi yang dapat di mainkan oleh anak-anak seluruh
dunia, dan ceritanya dikenal sampai ke pelosok negeri layaknya tokoh fiksi ala Disney.
Suatu kebanggaan ketika putiput di tawari untuk terbit menjadi sebuah
judul komik cetak di tahun 2014 silam. Rasanya seperti bermimpi melihat beberapa eksemplar komik
putiput tampil di rak rak toko buku. Waktu itu, semangatku untuk membuat buku
ke-2 amat sangat membara.
ku perbaiki cara berceritaku serta gambarku tentunya. Aku berharap bahwa putiput layak untuk di lirik dan di pingit oleh siapapun yang melihatnya. Bukan berarti bahwa buku pertama tidak ku kerjakan secara maksimal, aku yakin semua orang pasti mengharapkan peningkatan. Begitu juga denganku, yang berharap ada peningkatan signifikan pada kualitas putiput baik dari segi cerita maupun gambar pada tiap-tiap bukunya. Namun, di saat semangatku makin memanas aku harus menerima kenyataan. Kenyataan yang bisa di bilang cukup pahit. Aku menerima raport komik putiput yang pertama,jujur saja hasilnya masih mengecewakan. Maafkan aku penerbit.
Intinya, aku harus menerima kenyataan bahwa karyaku belum mendapatkan
tempat. Mungkin saja karena mereka (masyarakat) belum mengenal putiput dan
teman-temannya, atau mungkin karena memang putiput tidak layak untuk di
nikmati, entahlah. Yang pasti, dengan tulisan ini ku sampaikan permintaan
maafku kepada pihak penerbit yang sudah
berani mencoba memingit putiput menjadi bagian dari kalian namun belum bisa
memuaskan .
Pada naskah ke-2 yang ku tawarkan dengan percaya diri. Namun pihak
penerbit sepertinya enggan untuk mencetaknya langsung, mereka lebih memilih
untuk menjualnya dengan bentuk konten digital terlebih dahulu. Apabila target mereka
terpenuhi, barulah mereka akan mencetaknya. Mungkin saja ini strategi terbaru
mereka atau mungkin ini cara mereka mengatakan secara halus bahwa putiput belum
layak untuk di nikmati secara fisik dalam bentuk komik cetak. Aku memaklumi hal
tersebut mengingat rapot buruk yang ku
terima pada buku pertama.
Mungkin saja apabila target dari pihak penerbit tidak terpenuhi, putiput tidak akan mengeluarkan buku cetaknya yang ke 2. Entahlah, yang pasti aku harus tetap terus berbenah meski sesekali terlintas di pikiranku untuk berhenti.
Semangat Kakak Wapiiiq~ ^^ hehe
ReplyDeleteeh... bu bos.. ahihihi.. jadi maluk.. iki tulisan galau yg tak terkontrol :v
Delete